Oleh: Zaili Fitria
Jum’at, 24 Februari lalu, Sirah Community Indonesia melaksanakan kegiatan rutin Mabit yang kedua tentang syama’il dan akhlak Rasulullah Saw dengan tema ciri fisik pertama, yakni rambut beliau Saw.
Acara yang diadakan di Masjid Al Muttaqien ini dibuka oleh Ustadz Asep Sobari, Lc, selaku pendiri SCI dengan penjelasan tentang istilah syama’il dan akhlak Rasulullah Saw,”Syama’il, ketika kita berbicara tentang fisik Rasulullah Saw maka akan masuk kepada aspek yang jauh dari sekadar fisik, karena apa yang terbaca dari gerak-gerik Rasulullah Saw itu akan menghantarkan pada akhlak Rasulullah Saw. Rasulullah Saw dengan senyumnya, sorot matanya, tentu itu bermula dari fisik, dari bibir beliau, mata beliau, wajah beliau, dari roman muka beliau, dan kemudian itu akan mengarahkan kita pada bagaimana akhlak Rasulullah terkait semua itu. Meskipun secara akademiknya ada pemisahan antara syama’il dan akhlak, namun sebenarnya semua itu terhubung dan ketika kita mempelajari syama’il Rasulullah Saw pasti akan masuk kepada akhlak beliau, untuk itu saya berinisiatif menggabungkan antara syama’il dan akhlak Rasulullah Saw. Saya juga akan detailkan kajian syama’il dan akhlak ini, karena ini materi yang kurang diangkat dengan detail dan termasuk sedikit buku terjemahannya kecuali yang berbahasa Arab, ada sampai puluhan judul.”
Pengurus MUIMI ini juga memaparkan tujuan utama mempelajari syama’il dan akhlak Rasulullah Saw sebagai bekal ilmu untuk mengenali fisik beliau Saw jika kita rindu dan dianugrahkan bermimpi bertemu beliau Saw, kita harus bisa memastikan yang masuk dalam mimpi kita adalah Rasulullah Saw. Kalau kita tidak mengenal syama’il beliau, kita tidak bisa mengklaim bermimpi Rasulullah Saw. Bagaimana kita mengatakan itu Rasulullah saw kalau kita tidak tahu ciri fisiknya? Kalau disebut rambut Rasul putih semua, itu bukan beliau.
Tujuan lainnya yang diungkap penggelut sirah sejak 20 tahu silam ini, “tentu untuk menumbuhkan cinta pada Rasulullah Saw. kalau seorang hamba sudah cinta pada Allah dan RasulNya, saya yakin tidak ada yang dirasa berat dalam hidup sebagai muslim sejati. Nah ketika kita merasa banyak persoalan hidup dan merasa berat dalam menjalankan hidup, lemah dalam membela Islam, membela Rasulullah Saw mungkin salah satunya kita kurang dalam mencintai Rasulullah Saw. Abu Hurairah periwayat hadits terbanyak diantara para sahabat, sangat sering ketika ingin menyampaikan hadits Rasulullah Saw menangis terlebih dahulu sebelum menyampaikannya, karena teringat seperti apa Rasulullah Saw saat menyampaikannya.”
“Begitu cintanya para sahabat kepada Rasulullah Saw, sampai jumlah ubannya pun ada yang menghitungnya”, tambahnya.
Anas bin Malik, Al Bara’ bin Azib, Ibn Abbas merupakan sahabat junior Rasulullah Saw yang banyak memberikan kita gambaran bagaimana fisik Rasulullah Saw, khususnya rambut beliau.
“Hampir tidak ada sahabat senior yang memaparkan tentang ciri rambut Rasulullah Saw, karena mereka memandang wajah Rasul saja tidak berani lama-lama, karena adabnya. Sedangkan sahabat junior, mereka masih anak-anak dan penasaran. Anas bin Malik sampai menghitung hingga dua kali jumlah uban Rasulullah Saw”, ujar pemateri yang juga peneliti INSISTS ini.
Materi tentang rambut Rasulullah Saw ini sangat detail disampaikan. Dimulai dari uban beliau, jumlahnya, letak ubannya, bagaimana bentuk rambutnya, gaya pengaturan rambutny, warnanya, potongannya, bentuknya, hingga penjelasan riwayat mengapa Rasulullah Saw beruban.
Sebagaimana testimoni salah satu peserta Mabit, Jamaludin yang bergelut di bidang usaha buku mengatakan, “Ilmu yang Ustadz Asep sampaikan begitu mudah tergambarkan.”
Pemaparan ini membuat para peserta antusias untuk kembali hadir dalam Mabit SCI berikutnya, pada tanggal 17 Maret melanjutkan pembahasan ciri fisik Rasulullah Saw, yakni seputar wajah beliau Saw.
Di akhir materi, pemateri yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Islam Madinah ini juga menjelaskan bahwa tidak segala hal yang dilakukan Rasulullah saw itu bobotnya sunnah syariah. Para ulama membedakan sunnah syariah dengan kebiasaan. Dan rambut Rasulullah Saw termasuk kebiasaan, kenapa demikian? Karena model rambut saat itu seperti itu.[]
Tinggalkan Pesan...